Waktu jaman ngerjain TA, saya pengen banget buat post
tentang:
1.Kiat-kiat efisien mengerjakan TA
2.Tempat-tempat asik mengerjakan TA
3.Sampah: Kenapa saya peduli sampai jadi topik TA
Dari tiga post ini belum ada yang terealisasi, masih draft
terus di kepala saya. Setelah iseng-iseng buka blog Swargalokanata, saya pun
jadi semangat lagi untuk menulis tentang TA. Post kali ini akan menceritakan
bagaimana saya (berusaha untuk) efisien dalam mengerjakan TA dalam 8 bulan.
Picture from onwe.bioinnovate.co |
1. Cari topik yang kamu suka
Ini penting banget. Mengerjakan TA itu berat, banyak mikir, menghabiskan
banyak waktu. So for these reasons you better find something you passionate
about to work on. Saya yakin, di setiap jurusan ada berbagai sub-bidang atau
kelompok keahlian. Saya misalnya, anak Teknik Lingkungan, tapi saya sukanya sama
sampah. Teman saya ada yang sukanya sama polusi udara, dsb. Cari dulu apa yang
kamu suka di jurusan kamu.
Gimana kalau ga ada? Misalnya kamu anak Teknik Lingkungan tapi
sukanya ngoprek komputer, gimana dong? Coba cari TA tentang permodelan, siapa
tau karena kerjanya computer-based, kamu (sedikit) lebih semangat. Gimana kalau
passion kamu ga ada nyambungnya sama sekali sama jurusan? Well, kalau begitu
cari topik TA yang nggak menyulitkan kamu dalam mengerjakannya (baca: yang
simpel dan mudah). Tapi, kamu tetap harus paham sama topik itu dan punya interest untuk mengerjakannya. Jangan
yang terlalu simpel juga terus boring dan kamu malah jadi males ngerjainnya.
2. Cari dosen pembimbing yang passionate sama
ide kamu dan expertise di bidangnya.
Nyari dosen pembimbing itu ibarat nyari jodoh. Harus cocok, bukan sekedar
cari yang ahli. Dia harus mensupport ide kamu (terutama kalau
kamu bawa topik TA sendiri dan bukan minta proyekan), open-minded sehingga nggak saklek dan mau menerima
ide-ide kita, mudah ditemui kapanpun dimanapun (entah di kantornya, di
rumahnya, atau di tempat-tempat beliau biasa kongkow), mudah dikontak via sms, via
whatsapp, via email, pokoknya usahakan dosbingnya kekinian dan paham teknologi,
dan tentu saja – dia menguasai bidang topik TA kamu.
Kadang ada yang bingung lebih baik pilih dosen pembimbing yang masih muda atau
yang sudah senior? Menurut saya, itu tergantung kenyamanan kamu. Satu
catatan dari saya – jangan takut ke dosen senior karena takut dianggap bodoh.
Benar, kita harus sudah tahu apa yang kita mau kerjakan, tapi mereka akan
memberikan saran-saran kok. Proposal TA saya saja berubah tiga kali dalam
sebulan, bro.
3. Define your goal, create your flow of idea,
set your timeline.
Kalau kamu sudah ada bayangan TA kamu mau ngapain, segera jabarkan tujuan
TA kamu ini apa, langkah-langkah kamu apa aja, apakah ada logistik khusus yang
dibutuhkan, dan kira-kira berapa lama kamu akan mengerjakan TA ini. Buat
timeline versi ideal banget dan timeline versi mepet banget. Ideal banget
adalah ketika kamu bisa selesai beberapa bulan/minggu sebelum target, sementara
mepet banget adalah ketika kamu selesai tepat di waktu yang ditargetkan. Mepet
banget perlu ada sehingga kamu tahu target kamu kapan mau selesai, jadi, apapun
yang terjadi kamu harus selesai sebelum tanggal target kamu itu. Supaya selalu
ingat, coba dipasang deh timeline ini di tempat terdekat dengan meja belajar
kamu.
4. Beli notebook khusus untuk coret-coretan TA
Saya dulu punya dua notebook: satu untuk bimbingan dan catatan lapangan,
satu untuk catatan timeline dan catatan literatur. Saya pisahkan karena sebagai
anak lapangan saya sering banget coret-coret ga jelas, bimbingan pun berantakan
tulisannya. Nah untuk literatur yang mana saya suka mengutip quote-quote penting
untuk tinjauan pustaka TA dari buku di perpus, saya gunakan buku yang berbeda,
supaya nanti ketika butuh mencari referensi, nggak susah nyarinya di antara
tulisan lapangan yang berantakan. Terserah
preferensi kamu gimana, yang jelas minimal kamu punya satu notebook khusus TA
dengan judul TA kamu ditulis di halaman pertamanya disertai nama pembimbing
kamu lengkap dengan gelar beliau. Ini memudahkan kamu kalau ada proses
administrasi-administrasi TA. Nggak hafal gelar pembimbing atau judul TA yang
panjang banget? Lihat di notebook aja.
5. Buat peraturan untuk mengerjakan TA
Rintangan paling besar dalam mengerjakan TA adalah diri kita sendiri.
Waktu cari data mungkin masih agak semangat, tapi begitu mulai menulis.... kok
rasanya males banget ya? Nanti nanti aja deh, habis ini, habis itu. Bisa besok,
bisa lusa, bisa besok besoknya lagi.... Nah untuk menghindari kemalasan tingkat
tinggi macam ini, buat peraturan untuk diri kamu sendiri. Misalnya, minimal
mengerjakan TA dua jam sehari. Tapi kalau memang sedang mumet banget, saya prefer untuk hura-hura dulu cari
hiburan, kemudian setelah happy,
segera ‘membayar’ jam kerja saya yang terbuang itu. Bisa juga dengan set target
progress, misalnya minggu ini harus beres A, B, C, D – terserah mau dikerjakan
dicicil atau langsung dirapel, tergantung kenyamanan cara kamu bekerja, yang
penting selesai di waktu yang ditentukan.
6. Banyak jalan menuju roma
Ketika deadline kamu lewat dan progress kamu lamban dikarenakan faktor X,
Y, Z: tenang jangan panik (Dohets, 2014). Mengerjakan TA nggak mungkin langsung
berhasil, pasti ada aja salah disini, revisi disitu, apalagi kalau bekerja sama
makhluk hidup atau faktor eksternal lainnya. Karena itulah bikin beberapa plan,
kalau ini ga berhasil, pake plan B, kalau nggak berhasil juga, pake plan C.
Jangan menyerah! Nothing worth having come easy.
7. Cari tempat dan teman asik untuk
mengerjakan TA
Suasana dan partner adalah kunci kesuksesan menulis TA. Meskipun sebagian
besar waktu kalian mengerjakan TA dihabiskan di kampus/kostan/rumah, tapi
sekali-sekali nongkrong di kafe-kafe asik juga boleh, untuk cari suasana baru
supaya your mind refreshed. Sementara, partner mengerjakan TA dibutuhkan untuk
membuat kita tidak menyimpang dari tujuan awal. Kadang, niatnya mengerjakan TA,
begitu ketemu internet, malah jadi browsing ini itu. Partner juga bisa dimintai
tolong mengecek apa yang kita tulis. Kadang, setelah mumet mikir, kita butuh fresh eye untuk sekedar mengecek EYD,
tata bahasa, atau bisa juga untuk diajak sharing ide.
8. Everything becomes second priority
Ketika mengerjakan TA, hidup kamu akan berubah mikirin satu hal aja: TA. Pacar,
temen, keluarga, kalau ganggu progress TA kamu, mending dinomorduakan saja.
Pastinya kita harus tetep punya work-life-balance, tapi suatu hari akan ada momen dimana kamu harus
memilih antara deadline TA dan kongkow asik atau acara keluarga besar. Kalau
nggak bisa disinkronkan antara dua hal tsb, TA should comes first. Terus urusan
macem putus sama pacar, berantem sama temen, dan konflik-konflik lainnya,
sebisa mungkin ditunda dulu aja. Kalau nggak urgent-urgent amat, nggak perlu mikirin
atau melakukan sesuatu yang nambah-nambahin beban pikiran deh.
9. Set the final goal in your mind!
Menyimpang
dari timeline dikarenakan kemalasan kita itu mungkin banget. Jadi, ingat lagi
tujuan awal kamu mengerjakan TA ini apa? Mau lulus supaya bisa S2 di negara X?
Mau lulus biar bisa jadi enterpreneur? Mau lulus buat mengurangi beban
orangtua? Yang manapun, coba di recall setiap kamu malas. Ingat, ini satu tantangan yang harus kamu lewati.
Setelah ini, kamu bebas. Bebas menentukan pilihan, bebas memilih jalan hidup. Yuk
selesaikan satu tantangan ini, and if your mission accomplished, you’ll win
over yourself. And that means, you’re
the champion, you’re the best J
Love,
Love,