Yeay! Akhirnya partner in crime saya main ke Jepang! Kemana dan ngapain aja selama seminggu kemarin? I'll tell you here in brief!
ArashiyamaWaktu saya tanya mau ke kuil atau ke hutan bambu, Bayu pilih hutan bambu. Jadilah kami menikmati sore menyusuri Togestukyo Bridge dan Bamboo Path. It was a humid and crowded day, so we took a rest in JR station, eating ice cream. Saran untuk yang kesini di musim panas: do wear a loose and cool clothes, bawa kipas kalau perlu! Bagi yang kulitnya sensitif sama serangga mungkin perlu pakai salep anti serangga dulu karena di hutan bambu kadang ada nyamuk lewat.
Togetsukyo Bridge |
Bayu adalah jeans freak, jadi kami pergi ke lokasi dimana japanese denim lahir: Kojima. Di sini Bayu window shopping dari satu toko ke toko lain, dan akhirnya beli 1 barang: topi jeans Momotaro. Untuk para jeans freak, tempat ini recommended banget sih. Karena Japanese nggak pernah tanggung-tanggung kalau membuat sesuatu bertema, kota Kojima ini benar-benar serba jeans: mulai dari stasiunnya sampai restaurannya, semua berjeans! Kotanya juga sepi, jadi bagi yang mau foto-foto kekinian bersama jeans akan sangat puas.
Universal Studio Japan
Actually, I didn't have anything in mind other than Harry Potter when I decided to buy USJ ticket. I also knew Bayu is not really interested in USJ, but I bought the ticket anyway. Hasilnya, kami menghabiskan waktu di USJ 'hanya' 5 jam dan menaiki 1 wahana saja. Sisanya kami nonton show, foto-foto, cemal-cemil, dan beli oleh-oleh yang mostly titipan mama. Bukannya males-malesan, tapi saat itu kami tiba agak terlambat (baru masuk setelah makan siang) dan matahari hari itu panasnya sedang nggak masuk akal. Dan meskipun USJ ramenya moderate, tapi saya dan Bayu yang kepanasan sudah nggak ada minat ngantri panjang-panjang. Meskipun demikian, buat saya it was not a waste of money. Karena saya merasa beneran masuk ke dunia Harry Potter! Belum puas sih, karena ramai, tapi tetap bahagia. Rasanya pengen beli seragamnya, terus jalan-jalan disitu pura-pura jadi murid Hogwarts.
Actually, I didn't have anything in mind other than Harry Potter when I decided to buy USJ ticket. I also knew Bayu is not really interested in USJ, but I bought the ticket anyway. Hasilnya, kami menghabiskan waktu di USJ 'hanya' 5 jam dan menaiki 1 wahana saja. Sisanya kami nonton show, foto-foto, cemal-cemil, dan beli oleh-oleh yang mostly titipan mama. Bukannya males-malesan, tapi saat itu kami tiba agak terlambat (baru masuk setelah makan siang) dan matahari hari itu panasnya sedang nggak masuk akal. Dan meskipun USJ ramenya moderate, tapi saya dan Bayu yang kepanasan sudah nggak ada minat ngantri panjang-panjang. Meskipun demikian, buat saya it was not a waste of money. Karena saya merasa beneran masuk ke dunia Harry Potter! Belum puas sih, karena ramai, tapi tetap bahagia. Rasanya pengen beli seragamnya, terus jalan-jalan disitu pura-pura jadi murid Hogwarts.
A happy hogwarts student drinking butterbeer |
Kobe
Instead of Osaka, saya memilih ajak Bayu ke Kobe karena menurut saya apa yang ada di Osaka bisa Bayu temui di Tokyo nanti (kecuali takoyaki yang enak banget). Di Kobe, niatnya kami hanya napak tilas jejak mama papa aja, kemudian pulang. Tapi karena Kobe cantik, siapa yang bisa menolak buat motret-motret? Setelah mengunjungi Kitano-cho dan Masjid Kobe, kami foto-foto di gang-gang, di jembatan penyebrangan, sambil otw jalan ke Meriken Park. Niatnya sih, ke Meriken Park naik bis, tapi ada drama diturunin dari bis karena sudah kloter terakhir. Ada untungnya juga sih, karena kami jadi foto-foto asik.
Instead of Osaka, saya memilih ajak Bayu ke Kobe karena menurut saya apa yang ada di Osaka bisa Bayu temui di Tokyo nanti (kecuali takoyaki yang enak banget). Di Kobe, niatnya kami hanya napak tilas jejak mama papa aja, kemudian pulang. Tapi karena Kobe cantik, siapa yang bisa menolak buat motret-motret? Setelah mengunjungi Kitano-cho dan Masjid Kobe, kami foto-foto di gang-gang, di jembatan penyebrangan, sambil otw jalan ke Meriken Park. Niatnya sih, ke Meriken Park naik bis, tapi ada drama diturunin dari bis karena sudah kloter terakhir. Ada untungnya juga sih, karena kami jadi foto-foto asik.
Fushimi Inari
Since this place is one of the most popular touristy attraction in Kyoto, better to come to this place early in the morning. Saya seperti biasa kesiangan, baru tiba pukul 9, dan sudah lumayan ramai. Sayangnya waktu saya kesana, kuil ini sedang persiapan lantern festival yang kemarin diselenggarakan tanggal 23-24 Juli. Jadi, ada hiasan lampion-lampion yang nggak nyala di siang hari - which is agak ganggu hasil foto. Anyway, saya Bayu dan Rizky berhasil mendaki sampai atas. Fyi buat yang penasaran ada apa sih di top of Fushimi Inari? Saya kasih jawabannya: ada kuburan. Jadi jangan berharap melihat pemandangan cantik dari atasnya, ya. Justru pemandangan cantik bisa dinikmati di titik istirahat setelah mendaki kira-kira separuh jalan. Tapi asik-asik aja kok, mendaki sampai atas.
Kyoto University
Di hari kelima Bayu di Jepang, sayangnya saya ada kelas yang nggak bisa ditinggal. Jadi Bayu saya ajak ke kampus, makan di Kantin Rune bareng anak-anak PPI dan kemudian istirahat di GSGES lounge sambil menunggu saya selesai kelas. Selesai kelas, saya ajak Bayu ke Clock Tower untuk foto-foto. Eh, alhamdulillah ada Paw-paw lewat! Dengan baiknya doi menawarkan memotretkan saya dan Bayu, jadi kami punya foto yang oke ini :)
Sakura Hotel HatagayaDi hari kelima Bayu di Jepang, sayangnya saya ada kelas yang nggak bisa ditinggal. Jadi Bayu saya ajak ke kampus, makan di Kantin Rune bareng anak-anak PPI dan kemudian istirahat di GSGES lounge sambil menunggu saya selesai kelas. Selesai kelas, saya ajak Bayu ke Clock Tower untuk foto-foto. Eh, alhamdulillah ada Paw-paw lewat! Dengan baiknya doi menawarkan memotretkan saya dan Bayu, jadi kami punya foto yang oke ini :)
Ini adalah tempat kami menginap selama di Tokyo. Harganya agak pricey (11,900 yen/malam), tapi it was a nice stay. Kami tinggal di Sakura Hotel Hatagaya Twin Room. Kamarnya agak sempit karena kami dapat kamar paling ujung yang bentuknya L. Tapi tempat tidurnya besar banget, 1 bed yang ukurannya mirip queen size dan 1 single size. Basic facility nya juga oke: di kamar disediakan amenities, handuk, hairdryer, sendal kamar, dan bathrobe. Kamarnya ber AC dan ber TV. Tersedia juga vending machine dan coin laundry di lantai terpisah. But the nicest thing was this hotel provides halal food :) We tried the curry and the paratha, both were delicious! Oh iya bagi yang ingin sarapan di hotel, ada additional charge sebesar 390yen/orang.
Sakura hotel - the entrance |
Bayu & halal curry! |
Harajuku
Ini pertama kali saya ke area kekinian anak muda jepang. Since my brother is a brand freak, doi bahagia banget shopping disini. Beberapa brand dan toko yang saya masuki tokonya (belum tentu dibeli tapi): Stussy, A.P.C, Head Porter, Neighborhood, Kickslab, Vans, Chapter, Undefeated. Untuk pemandangan di Harajuku sendiri, it's true most people here are stylish, tapi saya cuma ketemu yang pakai baju eksentrik (lolita dsb) satu kali aja. Mungkin karena saya kesana di hari kerja bukan di hari libur. But anyway, walking around here asik, banyak toko-toko di gang-gang kecil, mengingatkan sama salah satu sudut Kyoto yang saya suka.
Harajuku Street |
Shibuya Crossing
Mumpung sudah dekat Shibuya, we decided to continue to walk. Lumayan capek, tapi sebenarnya asik sih karena menemukan toko-toko dan kafe-kafe lucu. Salah satu temuan kami adalah toko souvenir Tintin. Di Shibuya crossing, we did manage to take some good photos - in addition, we get the best spot at starbucks to capture 'lautan manusia'.
Mumpung sudah dekat Shibuya, we decided to continue to walk. Lumayan capek, tapi sebenarnya asik sih karena menemukan toko-toko dan kafe-kafe lucu. Salah satu temuan kami adalah toko souvenir Tintin. Di Shibuya crossing, we did manage to take some good photos - in addition, we get the best spot at starbucks to capture 'lautan manusia'.
A cute Tintin & snowy! |
Best spot of Shibuya Crossing at Starbucks |
Sea of people |
Tokyo Tower
Untuk menikmati pemandangan malam, kami naik ke Tokyo Tower - tapi hanya sampai bagian tengah menara. Saat itu sedang ada video mapping iluminasi di dalam menara, menambah kecantikan pemandangan malam. In addition, di lantai bawahnya juga ada pemutaran musik romantis dan pembacaan pesan2 cinta. Sayangnya bagian tengah tokyo tower kurang tinggi untuk motret Tokyo, karena banyak gedung2 yang sama tingginya atau lebih tinggi. Saran saya kalau mau menikmati pemandangan Tokyo dari atas lebih worth it ke Tokyo City View di Ropponggi karena tinggi banget di lantai 50 dan cost nya nggak semahal Tokyo Skytree. (1800yen instead of 2300yen)
Untuk menikmati pemandangan malam, kami naik ke Tokyo Tower - tapi hanya sampai bagian tengah menara. Saat itu sedang ada video mapping iluminasi di dalam menara, menambah kecantikan pemandangan malam. In addition, di lantai bawahnya juga ada pemutaran musik romantis dan pembacaan pesan2 cinta. Sayangnya bagian tengah tokyo tower kurang tinggi untuk motret Tokyo, karena banyak gedung2 yang sama tingginya atau lebih tinggi. Saran saya kalau mau menikmati pemandangan Tokyo dari atas lebih worth it ke Tokyo City View di Ropponggi karena tinggi banget di lantai 50 dan cost nya nggak semahal Tokyo Skytree. (1800yen instead of 2300yen)
Tokyo Tower light up |
Tokyo Tower illumination, inside |
Odaiba: Toyota Megaweb
Bela-belain ke Odaiba karena apalah artinya Bayu di Jepang tapi nggak ke museum or showroom Toyota. Since he was once a car freak, I thought he's gonna be happy. Well he was happy, but somehow kebahagiaannya berbeda sama kebahagiaan Bayu yang dulu. Kalau dulu, Bayu kayanya beneran suka mobil gitu sampai spek2nya hafal, ya karena suka aja. Tapi kemarin kelihatannya Bayu sukanya suka konsumtif gitu, jadi pengen beli dsb. Mungkin interest doi sudah berubah ya. But anyway, Toyota Megaweb ini punya beberapa area untuk dikunjungi: showroom, museum, trial area. Karena keterbatasan waktu, kami hanya explore area showroomnya yang terdiri dari showroom mobil-mobil global, showroom mobil racing, dan showroom mobil biasa. Selain jejeran mobil-mobil, ada juga simulation games dimana pengunjung bisa mencoba pengalaman menyetir Prius, menyetir mobil racing, dll. Ada juga arena balap tamiya, dimana anak2 berkumpul merakit kemudian dilombakan.
Bela-belain ke Odaiba karena apalah artinya Bayu di Jepang tapi nggak ke museum or showroom Toyota. Since he was once a car freak, I thought he's gonna be happy. Well he was happy, but somehow kebahagiaannya berbeda sama kebahagiaan Bayu yang dulu. Kalau dulu, Bayu kayanya beneran suka mobil gitu sampai spek2nya hafal, ya karena suka aja. Tapi kemarin kelihatannya Bayu sukanya suka konsumtif gitu, jadi pengen beli dsb. Mungkin interest doi sudah berubah ya. But anyway, Toyota Megaweb ini punya beberapa area untuk dikunjungi: showroom, museum, trial area. Karena keterbatasan waktu, kami hanya explore area showroomnya yang terdiri dari showroom mobil-mobil global, showroom mobil racing, dan showroom mobil biasa. Selain jejeran mobil-mobil, ada juga simulation games dimana pengunjung bisa mencoba pengalaman menyetir Prius, menyetir mobil racing, dll. Ada juga arena balap tamiya, dimana anak2 berkumpul merakit kemudian dilombakan.
Prius simulation |
Toyota Megaweb Showroom |
Tokyo Skytree
Karena di Tokyo isinya kebanyakan mall, buat saya 2 icon yang perlu banget didatangi wisatawan macam Bayu ya si Tokyo Tower dan Tokyo Skytree. Tapi di Tokyo Skytree ini kami nggak naik ke atas, hanya datang ke spot foto tempat saya difotoin kakek-kakek dulu sambil istirahat makan Cinnabon (I found it in Tokyo Station!!)
Karena di Tokyo isinya kebanyakan mall, buat saya 2 icon yang perlu banget didatangi wisatawan macam Bayu ya si Tokyo Tower dan Tokyo Skytree. Tapi di Tokyo Skytree ini kami nggak naik ke atas, hanya datang ke spot foto tempat saya difotoin kakek-kakek dulu sambil istirahat makan Cinnabon (I found it in Tokyo Station!!)
The Tokyo Skytree |
My new favourite! |