Pada era globalisasi di mana berbagai informasi sangat mudah diakses, bahasa menjadi salah satu aspek yang mengalami perubahan. Dalam keseharian kita, tidak jarang kita berbicara campur aduk - bahasa ibu dicampur bahasa inggris atau bahasa apapun yang sedang hits di media. Bahasa slang pun semakin banyak bermunculan, dari yang punya filosofi sampai yang nggak jelas artinya (dan kegunaannya).
Saya sendiri tipe anak zaman sekarang yang suka mencampuradukkan bahasa - mulai dari cara berbicara sampai cara menulis. Salah satu teman saya ada yang sangat perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saya tidak pernah menanyakan alasan dia secara personal, tapi kalau tidak salah dia pernah mengingatkan bahwasanya dahulu Sumpah Pemuda itu menekankan bahasa satu: bahasa Indonesia. Jadi, menurut teman saya ini, jika memang sedang menggunakan bahasa Indonesia, gunakanlah istilah-istilah dan kata-kata bahasa Indonesia, jangan dicampur aduk.
Memangnya apa pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Saya tadinya berpikir terlalu berlebihan untuk melarang penggunaan campuran bahasa. Tapi setelah tinggal di Jepang, saya jadi menghargai bahwa bisa menggunakan bahasa Indonesia murni tanpa campur aduk dengan bahasa lain itu sebuah keahlian yang luar biasa. Kenapa? Karena, setelah tinggal di Jepang, kemampuan berbahasa saya jadi campur aduk.
Bukannya sombong, tapi kadang sulit untuk menyampaikan sesuatu dengan istilah bahasa indonesia. Ini menjadi sesuatu yang saya pikirkan karena selama di Jakarta ini saya perlu wawancara pemulung dan bank sampah. Berbicara dengan masyarakat yang sebagian besar tidak memahami bahasa lain selain bahasa Indonesia (dan bahasa daerahnya), membuat saya harus agak berpikir saat berbicara. Kadang, akhirnya keceplosan juga berbicara istilah bahasa inggris, yang membuat saya merasa nggak enak karena saya paling nggak suka berbicara seakan-akan saya lebih 'tinggi' dari lawan bicara saya. Tapi di satu sisi, mau bicara bahasa Indonesia kok susah banget, kaya di kepala itu ada remnya, harus mikir dulu.
Saya menulis tentang ini bukan mau secara implisit bilang bahwa saya jago bahasa Inggris dan bahasa Jepang ya. Percayalah, ketiga bahasa saya amburadul, hahaha. Saya menulis ini karena saya sadar bahwasanya menggunakan satu bahasa dengan sebaik mungkin itu sulit, dan bahwa dengan mencoba berbicara satu bahasa semaksimal mungkin itu tidak hanya menghargai bahasanya tapi juga menghargai masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Seperti konsep yang saya anut, bahwa kalau tinggal di negara orang, minimal belajar bahasa mereka untuk menghargai budaya mereka yang sudah mau menerima kita tinggal di negaranya. Tadinya saya hanya pikirkan ini untuk bahasa Jepang, tapi sekarang saya juga akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masa bahasa orang lain dihargai tapi bahasa ibu sendiri nggak, hehehe ;)
Salam,
Salam,
2 comments
Caaaaa! Aku juga ingin bisa bicara dan nulis pake Bahasa Indonesia yang bener tapi kok sulit yaaa lebih nyaman dan lebih enak pakai bahasa non-baku dan bahasa campuran dengan Bahasa Inggris (atau Bahasa Korea, kalau habis nonton drama). Ada keinginan juga untuk lancar komunikasi bahasa daerah (aku berarti Bahasa Sunda, ya) supaya anakku bisa juga nanti dan nggak hilang ditelan bahasa asing tapi kok susah bangetttt aplikasinya :(
BalasHapusIni komen apa curhat.
Hahaha iyaa yaas, sudah terpengaruh bahasa sana-sini jadi alam bawah sadarnya sudah otomatis mencampurkan bahasa yaa. Kalau Tias mah insya Allah masih bisalah melestarikan bahasa sunda ;)
Hapus