Memilah Sampah di Rumah

By Anissa Ratna Putri - Februari 15, 2019

Foto dari waste360.com
Beragamnya material dari barang yang kita gunakan sehari-hari bisa membuat bingung kalian yang ingin mulai memilah sampah. Kemasan snack ini masuk kategori plastik atau kertas ya? Barang ini masuk kategori bisa didaur ulang kah? Bagaimana sih pemilahan sampah yang tepat guna? Yuk belajar sama-sama.

Sebelum mulai memilah, ada dua hal yang perlu kamu pikirkan lebih dahulu.

Pertama:sampah apa saja yang kamu hasilkan sehari-hari?
Kedua: setelah dipilah, akan disalurkan kemana?

Melalui tulisan ini, saya mencoba menjawab dua pertanyaan di atas. Silahkan disesuaikan dengan kondisi kalian masing-masing ya! Usaha memilah dan mencari pihak yang mengelola ini bisa dilakukan sendiri oleh kalian – daripada mengeluh setelah dipilah akan dicampur lagi oleh truk dari pemerintah, yuk kita mulai inisiatif cari alternatif solusi sampah kita!

Kategori pemilahan
Mengingat ada begitu banyak jenis material, bagaimana sih pemilahan yang tepat guna? Nah, bagi kalian yang ingin mulai memilah, setidaknya ada 5 kategori yang perlu kalian perhatikan, yaitu:
1. Sampah organik
2. Sampah daur ulang
3. Sampah elektronik dan B3
4. Minyak jelantah
5. Residu

1. Sampah organik
Foto dari foodsafeaudit.com
Sampah organik yang dimaksud di sini yaitu sampah yang mudah membusuk (garbage) yang biasanya berupa sisa pemrosesan makanan (1). Garbage dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
  • Berasal dari tumbuhan: sisa potongan sayuran, kulit buah, nasi
  • Berasal dari hewan: tulang hewan, daging, ikan, tulang ikan, seafood
Ada beberapa pilihan metode yang dapat kalian lakukan untuk mengelola sampah organik di rumah. Untuk sampah organik dari tumbuhan, dapat diproses dengan home composting, lubang biopori, atau dibuat menjadi eco-enzyme (khusus sampah kulit buah). Kalian juga dapat menanam kembali (regrow) dari sisa sayuran, jika memilki tempat/lahan di rumah.

Nah, untuk sampah organik dari hewan, beberapa panduan composting menyebutkan bahwa penggunaan daging dan ikan (termasuk tulang, daging, kulit hewan) dapat menyebabkan bau yang tidak nyaman dan menarik binatang pengerat ke kompos kita (2,3,4). Walau demikian, ada penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan daging dalam kompos justru dapat menghasilkan kompos yang lebih baik, walau perlu dikontrol dengan lebih seksama agar dari segi kesehatan tidak ada vektor penyakit maupun bakteri seperti E.coli yang berkembang dalam kompos (5,6). Akan lebih baik lagi kalau kita bisa menghabiskan makanan sehingga tidak ada sampah daging yang tersisa dan kita hanya menyisakan yang benar-benar tidak bisa dimakan saja (misal: tulang). Alternatif pengelolaan sampah tulang di rumah yaitu dengan memasukkannya ke lubang biopori agar terurai di dalam tanah tanpa mengundang vektor penyakit.

Kalau ingin punya kompos dan lubang biopori, caranya bagaimana? Coba browsing lebih jauh mengenai produk compost bin nya Kota Tanpa Sampah dan Navakara. Akun instagram Kebun Kumara juga rajin berbagi tentang proses pengomposan. Sementara untuk lubang biopori, bisa baca-baca mengenai tulisan Zero Waste ID dan untuk jasa pembuatan lubangnya, bisa mengontak Cinta Bumi ID.

Jika tidak punya kompos atau lubang biopori di rumah, bagaimana? Sayang sekali – sampah organik kalian harus diangkut oleh truk pemerintah dan akan berakhir bersama kategori nomor 5, residu, yang dibawa ke landfill :( 

2. Sampah Daur Ulang
Foto dari greentumble.com
Walau ditulis dalam satu kategori, akan lebih baik dalam praktiknya kalian memilah masing-masing sampah daur ulang ini sesuai jenisnya (source separated). Selain membantu proses pemilahan sebelum daur ulang, kita juga meminimasi kontaminasi (terutama untuk kertas) daripada jika kita menyatukan sampah jenis ini dalam satu wadah (single stream).

Pada umumnya, sampah dalam kategori ini dapat diberikan ke bank sampah/pemulung/lapak terdekat. Selain itu, kalian juga bisa kirim sampah ke Waste4Change atau membawa sampahnya ke dropbox PRAISExWaste4Change di lokasi-lokasi tertentu. Kalian juga bisa cek website Waste4Change untuk lihat The Complete Recyclables Guide. Bagi yang di Bali, ada jasa pengangkutan sampah terpilah dari EcoBali untuk yang sudah berkomitmen untuk memilah dari rumah. Nah, sekarang yuk berkenalan dengan material yang sering kita temui sehari-hari dan berpotensi untuk didaurulang!

Plastik
Ada 7 tipe plastik yang perlu kamu ketahui (lihat di gambar). Jika ingin tahu plastik tipe apa produk yang kamu gunakan, kamu bisa melihat logo daur ulang dan angka di dalamnya yang tertera di bagian bawah botol plastik atau di bagian belakang kemasan plastik. Tipe plastik ini menentukan jalur daur ulangnya. Seperti yang bisa dilihat di gambar, ada plastik yang mudah, bisa, sulit, sampai sangat sulit di daurulang. Salah satu langkah yang memudahkan untuk mendaurulang plastik adalah memastikan plastik terpilah dengan baik dari sampah lainnya, kemudian dicuci dan dikeringkan lebih dahulu untuk mengurangi kontaminasi. Untuk sampah plastik yang sulit didaurulang seperti label di botol plastik, plastik multilayer (biasanya berupa plastik dengan lapisan alumunium di dalamnya), atau sedotan plastik, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu dengan meminimalisir penggunaannya sebisa mungkin. Jika kalian masih menemukan sampah plastik jenis ini dalam keseharian kalian, alternatif pengelolaannya yaitu dengan membuatnya menjadi Ecobrick, bahan bangunan yang berasal dari kumpulan sampah plastik di dalam botol plastik. Setelah jadi Ecobrick, kalian bisa sumbangkan ke komunitas Ecobrick di wilayah kalian dengan mengecek situs GoBrik.com.


Bagan dari nationalgeographic.com.au
Kertas
Hal penting yang perlu diingat tentang sampah kertas adalah: usahakan jangan kotor dan jangan basah. Tidak seperti plastik yang bisa dicuci, kertas yang sudah terkontaminasi akan sulit didaurulang. Produk yang dapat dikategorikan sebagai kertas untuk didaurulang antara lain beragam jenis kertas lembaran, koran, majalah, karton, kardus. Bagaimana dengan tisu? Tisu yang sudah digunakan biasanya rentan dengan kontaminasi sehingga akan sulit untuk didaurulang – selain juga karena alasan kebersihan dan kesehatan. Beberapa panduan memilah bmenyarankan untuk memilah tisu sebagai residu (7, 8, 9). 

Tetra Pak (Karton Minuman)
Kemasan Tetra Pak atau karton untuk minuman walau termasuk kemasan multilayernamun bisa didaurulang. Ketika memilah kemasan Tetra Pak, selain perlu dibersihkan lebih dulu, juga perlu dilipat/digepengkan untuk mereduksi volumenya. Ketika didaurulang, elemen karton dan alumunium dalam Tetra Pak dipisah. Karton dapat didaurulang menjadi kertas buram, sementara lembaran alumunium dari Tetra Pak  dapat didaurulang menjadi bahan bangunan seperti genteng atau furnitur (10). Tidak semua lapak/bandar sampah mengumpulkan kemasan Tetra Pak, karena itu cek dulu dengan bank sampah/lapak terdekat kalian ya! Untuk informasi mengenai lokasi yang menerima kemasan Tetra Pak, silahkan cek daftar yang dibuat oleh Sustaination.

Logam
Logam adalah salah satu material yang dapat didaurulang berulang kali tanpa mengurangi nilai material tersebut. Contoh logam antara lain alumunium, besi, tembaga, dan banyak lagi. Produk yang terbuat dari logam misalnya kaleng minuman, alat makan, alat masak, dan lain-lain. Kalian bisa memberikan logam yang ada ke bank sampah, lapak, atau dropbox terdekat.

Kaca
Sama seperti logam, kaca juga dapat didaurulang berulang kali tanpa mengurangi nilainya. Contoh kaca antara lain botol kaca, alat makan, gelas kaca, dan lain-lain. Kalian bisa memberikan barang bermateri kaca yang ada ke bank sampah, lapak, atau dropbox terdekat.

3. Sampah Elektronik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 
Foto dari myrecycledepot.org
Mengingat namanya sampah B3, usahakan jangan mencampur sampah jenis ini dengan sampah lain. Sampah B3 adalah sampah yang mengandung logam berat, atau sampah yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat menimbulkan bahaya (misal: mudah terbakar). Contoh yang masuk dalam sampah ini antara lain baterai, kaleng aerosol, lampu bekas, alat-alat elektronik (laptop, handphone, dan sebagainya). Di Indonesia, untuk sampah elektronik ada Ewaste RJ yang menyediakan titik pengumpulan di berbagai kota. Berikut daftar tempat pengumpulannya.




4. Minyak jelantah
Foto dari yanmar.com
Sebagai orang Indonesia yang sering mengkonsumsi gorengan, pasti ada saja minyak bekas di rumah kan? Jangan membuang minyak jelantah ini ke saluran pembuangan ya! Kalau kita membuangnya ke saluran air, selain dapat menyumbat pipa, kita juga berkontribusi pada pencemaran air di kota. Alternatifnya, minyak ini dapat didinginkan dahulu dan kemudian disumbangkan ke pihak yang aka mengelolanya menjadi biodiesel seperti Bank Jelantah dan Beli Jelantah.

5. Residu
Termasuk dalam residu yaitu barang-barang sekali pakai yang tidak dapat digunakan kembali, misalnya popok bekas, tisu bekas pakai, pembalut bekas, kapas bekas. Untuk meminimalisir sampah jenis ini, sebaiknya gunakan produk yang reusable daripada yang satu kali pakai. Ada berbagai alternatif produk reusable yang sekarang dijual di e-commerce produk ramah lingkungan seperti Zero Waste ID, Sustaination, dan Cleanomics. Yuk usahakan cari produk reusable untuk mengurangi sampah residu kita yang dibawa ke landfill!

Salam hijau,

-->

  • Share:

You Might Also Like

0 comments