Beberapa waktu setelah lulus S1, saya pernah menulis tentang tugas akhir - kiat-kiat efisien mengerjakan TA versi saya. Ketika saya suntuk mengerjakan tesis, saya kembali ke halaman tersebut dan menemukan bahwa ada satu hal yang belum saya bahas: persiapan sebelum memulai riset. Setelah mengalami masa-masa tesis, saya merasa persiapan riset yang matang adalah hal penting, supaya tidak panik di tengah atau di akhir jalan. Jadi apa saja hal yang perlu dipersiapkan?
Picture from binapatel.me |
Basic Theory about Scientific Research.
Menurut saya seharusnya ada satu kelas khusus di setiap jurusan yang mengajarkan tentang hal ini. Faktanya, rata-rata researcher belajar otodidak mengenai tahap dan metode riset. Tidak jarang mereka harus melakukan hal itu paralel dengan mereka melakukan riset - yang akhirnya mengakibatkan mereka harus mengubah ini-itu sepanjang jalan, sementara mau diubahnya seperti apa mereka juga tidak paham karena tidak punya dasar yang kuat (ups, curcol). Jadi, kalau kalian masih punya waktu sebelum memulai riset - entah itu skripsi, tesis, atau disertasi - pelajarilah dulu teori dasar bagaimana melakukan riset yang baik dan benar.
Research Question.
Percaya nggak, saya baru tahu yang namanya research question itu eksis setelah hampir satu tahun menjalani master (terima kasih Rizky sudah menanyakan ini pada saya). Research question mungkin hanya sebuah istilah yang sebenarnya sudah saya terapkan di riset saya dari dulu - tapi saya tidak pernah sadar. Padahal, penting sekali sadar apa research question kita, bukan hanya tujuan riset kita (sebagaimana biasanya rata-rata orang Indonesia melakukan riset), sehingga pembahasan dan kesimpulan riset kita semuanya mengarah untuk menjawab research question yang kita nyatakan di awal riset.
Jadi sebenarnya apa itu research question? Research question mempertanyakan apa yang ingin kita jawab melalui riset kita. Apa yang membuat kita penasaran sehingga ingin melakukan riset ini? Nyatakan research question di awal riset, kemudian nyatakan tujuan riset, dan pikirkan apa hipotesis (praduga sementara) untuk menjawab research question tersebut. Sebuah research question sebaiknya menjadi sesuatu yang dapat memacu kita untuk bersemangat melakukan riset, sehingga ketika kita suntuk, kita seperti diingatkan bahwa kita belum menemukan jawaban pertanyaan kita dan harus segera mencari jawabannya. Tidak berarti harus sesuatu yang susah - kadang ada hal-hal simpel dalam kehidupan yang kita nggak sadar bahwa kita belum tahu alasan dibalik hal tersebut.
Originality.
Dua hal yang dipertanyakan originalitas:
(1) Ide, metodologi, atau cara apa yang menjadikan riset ini a research that belongs to you?
Meskipun banyak riset serupa yang menawarkan metode yang dapat kita gunakan, coba lihat dari perspektif lain, apakah ada kekurangan dari metode-metode tersebut yang dapat kita modifikasi di riset kita? Perspektif seperti apa yang belum pernah digunakan oleh researcher lain sebelumnya? Hal ini penting terutama untuk menghindari duplikasi dari riset orang lain.
(2) Apa yang membuat riset ini signifikan?
'Celah' apa yang belum dijawab oleh riset-riset sebelumnya, yang dapat menjadi kesempatan bagi riset kita untuk menjawabnya?
Kadang, dengan polosnya kita menjawab 'riset ini signifikan karena dapat membantu Indonesia berkembang dalam ....'. Padahal, apakah benar riset kita akan digunakan oleh Indonesia? Belum tentu, kan. Jadi yang membuat riset signifikan adalah ketika belum ada researcher yang melakukan riset tentang hal itu, atau sudah ada tapi perlu diupdate, atau sudah ada tapi perlu perspektif lain. Intinya, jangan menganggap signifikansi berdasarkan prospek bahwa suatu hari riset ini dapat berguna bagi bangsa dan negara.
Hypothesis.
Hipotesis adalah sebuah praduga sementara untuk menjawab research question yang kita nyatakan. Bagaimana bisa menjawab kalau kita perlu melakukan riset sebelum tahu jawabannya?
Ada dua cara untuk menemukan hipotesis riset kita.
(1) Pertama, dengan metode induktif. Melalui metode ini, setelah menyatakan research question dan tujuan riset, kalian melakukan observasi terlebih dahulu, menemukan pola, kemudian menyatakan hipotesis, sebelum akhirnya mengembangkan hipotesis tersebut menjadi sebuah teori atau kesimpulan. Hasil akhir dari metode induktif biasanya berupa teori yang dapat dites melalui metode kedua dalam menentukan hipotesis, yaitu metode deduktif.
(2) Berbeda dengan metode induktif, di metode deduktif, setelah menyatakan research question dan tujuan riset perlu dilakukan studi literatur terlebih dahulu, untuk dapat menentukan praduga sementara untuk menjawab research question kita. Setelah menyatakan hipotesis, hipotesis tersebut dites melalui observasi dan/atau eksperimen, kemudian dikonfirmasi apakah hipotesis awal tersebut sesuai dengan hasil akhir riset kita.
Methodology.
The heart of every research, if I could say. Metodologi bukan hanya sebuah bagan terdiri dari studi literatur > pengumpulan data primer + pengumpulan data sekunder > analisis dan pembahasan > kesimpulan (standar orang Indonesia banget nggak sih di setiap bagan awal metodologi skripsi?). Nope, metodologi riset yang sebenarnya jauh lebih kompleks daripada itu. Metodologi ada banyak jenisnya, tapi bagi saya bisa dibedakan menjadi dua jenis:
(1) Metode pengumpulan data
Instrumen apa yang digunakan untuk mendapatkan data?
Kuesioner, wawancara, eksperimen, observasi lapangan, bagaimana kalian mengumpulkan data? Bagi saya penting juga diidentifikasi apakah kalian mengumpulkan data secara kuantitatif atau kualitatif. Bedakan juga data primer hasil pengumpulan kalian sendiri (misalnya eksperimen di lab, wawancara, dsb) dengan data sekunder (misalnya laporan dari sebuah institusi).
(2) Metode analisis
Bagaimana kalian memproses data sehingga dapat mengahasilkan kesimpulan?
Ada banyak jenis metode untuk analsis data yang tidak bisa saya bahas satu per satu disini - nanti jadinya ini buku panduan riset bukan postingan blog :p Sama seperti pengumpulan data, bedakan apakah kalian menganalisis dengan metode kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi. Jangan hanya identifikasi berdasarkan namanya saja - kuantitatif bisa dihitung, kualitatif nggak - karena dasar penentuannya perlu dipelajari lebih dalam. Baca bagaimana sebuah metode dikategorikan sebagai kuantitatif, bagaimana mengkombinasikan kedua metodologi - jangan-jangan riset kamu sebenarnya dapat dikuantifikasi tapi kamu kira selama ini hanya dapat dianalisis secara kualitatif?
Selain teori-teori dasar analisis, pelajari juga literatur-literatur studi serupa yang baragkali dapat memberikan pencerahan untuk menganalisis hasil riset kalian dari perspektif yang berbeda.
Closing Remarks
Terima kasih sudah bertahan membaca postingan ini sampai bawah! Semoga tidak overwhelmed dengan semua teori dasar riset yang saya tulis, ya. Sesungguhnya saya pun masih belajar, masihhh sangat sangat belajar. Ini pun ditulis karena saya merasa saya salah banget belajar basic research while doing my thesis. Kadang kalau Rizky menanyakan sesuatu yang basic dan saya nggak tahu, rasanya sedih - ini udah mau lulus tapi masa yang dasar aja belum paham? Karena itu saya menulis postingan ini, semoga kalian yang mau memulai riset bisa lebih well-prepared daripada saya sekarang!
Love,
Love,
0 comments