Where to eat in Arashiyama, Kyoto: Japanese Washoku at Yosiya Restaurant
By Anissa Ratna Putri - Februari 12, 2018
Pernah dengar makanan tradisional Jepang bernama 'washoku'? Makanan yang disusun sedemikian cantik, dipilih dengan cermat berdasarkan manfaat dan rasa, serta baik untuk kesehatan ini sayangnya belum terlalu dikenal oleh turis yang datang ke Jepang. Saya sendiri selama tinggal di Jepang, sangat jarang makan washoku, karena beberapa alasan seperti harganya yang cukup mahal dan bahan yang disajikan kadang mengandung unsur non-halal. Selain itu, rasa washoku kadang cenderung datar - kurang cocok dengan lidah orang Indonesia yang terbiasa dengan bumbu-bumbu yang kaya rasa. Sampai satu bulan yang lalu, saya dan teman-teman PPI Kyoto-Shiga mendapat undangan dari Tsukuda-san, pemilik restauran Yosiya di Arashiyama.
Restauran Yosiya di Arashiyama, Kyoto adalah restauran washoku yang telah berdiri selama 70 tahun. Ingin memperkenalkan the real Japanese food kepada temannya yang orang Indonesia, Tsukuda-san mengajak temannya tersebut ke Yosiya. Sayangnya, teman Tsukuda-san menuturkan bahwa ia tidak dapat makan makanan di Yosiya, terutama karena ragu akan kehalalan makanannya. Dengan keinginan agar teman Indonesianya dapat makan di Yosiya, Tsukuda-san kemudian mempelajari tentang makanan halal: apa saja syarat dan pantangan makanan halal, bagaimana cara memasak dan menyajikan makanan halal, dan seterusnya.
Sekarang, restauran Yosiya telah menyajikan washoku halal yang dapat dinikmati oleh muslim. Sebagaian menu halalnya dapat di cek di sini. Selain itu, mengetahui preferensi rasa orang Indonesia berbeda dengan orang Jepang, Tsukuda-san terus mempelajari rasa seperti apa yang disukai orang Indonesia yang dapat diperkuat di makanan washoku. Salah satu caranya yaitu dengan mengundang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Kyoto untuk mencoba makanan di Yosiya dan memberi masukan tentang makanan tersebut.
Saya bersama sekitar 20 orang teman-teman dari PPI Kyoto-Shiga berkesempatan untuk ikut acara food testing di Yosiya pada 14 Januari 2018 lalu. Pada food testing ini, Tsukuda-san memperkenalkan rangkaian menu halal yang ditawarkan di Yosiya: sushi, tempura, kushikatsu, matcha udon, wagyu beef sukiyaki, chicken curry, dan masih banyak lagi! Rangkaian menu ini disajikan dalam bentuk buffet untuk kami coba sepuasnya.
Tsukuda-san memperkenalkan matcha udon |
Dari sekian banyak menu tersebut, kami diminta memilih 3 menu favorit dan 3 menu yang kurang disukai. Kami juga diminta memberi masukan, makanan Jepang apa lagi yang ingin dicoba namun sulit karena diragukan kehalalannya. Selain untuk improving makanan di restauran Yosiya secara keseluruhan, acara food testing ini juga bertujuan untuk memberikan masukan mengenai isi bento (lunch box Jepang) halal yang ingin dibuat oleh Yosiya dalam waktu dekat dalam rangka peringatan ulang tahun ke 70 Yosiya dan juga peringatan 60 tahun hubungan diplomasi Indonesia-Jepang.
Tidak lama setelah acara food testing pertama, kami kembali diundang oleh Tsukuda-san untuk mencoba bento yang telah dibuat sebagai hasil dari diskusi kami sebelumnya. Maka pada 10 Februari 2018 kemarin, kami kembali ke Yosiya untuk menghadiri food testing kedua.
Berbeda dengan food testing sebelumnya, kali ini setiap orang memiliki jatah sendiri, karena makanan disajikan dalam bentuk bento. Satu set bento berisi menu berikut: Mahou Croquette (kroket spesial tanpa daging yang super enak), tempura makimono sushi, chicken karaage, beef obanzai, matcha udon, tofu in hot pot, chawan mushi, kayaku rice, yatsuhashi dan pilihan antara vegetarian burger/ikan buri saus teriyaki/chicken teriyaki.
Testimonial saya setelah mencoba bento ini: enak banget! Seriously, testimonial ini sungguh dari hati. Pertama, rasanya sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia, tanpa menghilangkan rasa khas Jepangnya. Saya benar-benar jatuh hati sama chawan mushi (telur kukus dengan ayam) - biasanya rasanya cenderung datar, yang ini rasanya gurih tapi bukan gurih mecin - gurih seakan-akan semua komponen di dalamnya mengeluarkan rasa terbaiknya.
Kedua, porsinya mengenyangkan. Kadang, makanan washoku porsinya kecil-kecil, meskipun sebenarnya kenyang juga ujung-ujungnya, tapi nggak jarang yang makan washoku merasa kenyang nggak puas. Di bento Yosiya ini, saya kenyang banget! Benar-benar memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi di musim dingin ini. Walau demikian, kami yang food testing juga menyarankan untuk lebih mengukur komposisi karbohidratnya, karena nasi+udon+kentang dalam satu bento agak terlalu berlebihan. Jadi, jangan heran kalau suatu hari kalian pesan menu ini dan kombinasi karbohidratnya agak berbeda ya!
Tampak depan restauran Yosiya Arashiyama |
Pemandangan dari restauran Yosiya Arashiyama |
Sebagai minoritas yang tinggal di negara orang, adalah suatu kebahagiaan tersendiri ketika keberadaan kita dinotice oleh warga setempat, bahkan difasilitasi dengan pilihan makanan halal. Cita-cita mulia Tsukuda-san untuk memperkenalkan the real Japanese food kepada muslim pada umumnya dan orang Indonesia pada khususnya, menurut saya benar-benar luar biasa. Satu hal yang perlu dicatat: berbisnis makanan halal di Jepang tidak semudah di negara seperti Indonesia di mana hampir semua makanannya mendapat label halal dari MUI. Di Jepang, berbisnis makanan halal berarti mempelajari apa itu halal, meminta auditor makanan halal datang untuk memberi sertifikat, mendatangkan daging halal spesial yang tidak murah, meracik bumbu-bumbu yang terjamin kehalalannya dengan usaha tanpa menghilangkan rasa asli Jepangnya, dan mengatur harga senyaman mungkin untuk pelanggan. Harga makanan Yosiya yang berkisar 900-3000 yen menurut saya sangat masuk akal untuk skala washoku halal - washoku yang tidak halal saja harganya rata-rata di atas 3000 yen untuk satu menu.
Bagi kalian yang sedang ke Kyoto dan berada di sekitar Arashiyama, menikmati washoku di restauran Yosiya bisa menjadi pilihan. Sambil makan washoku, kalian juga bisa menikmati pemandangan Sungai Katsura jika memilih tempat duduk di lantai 2 yang menghadap ke sungai. Kapan lagi mencoba the real Japanese food yang diracik khusus untuk lidah orang Indonesia dan terjamin kehalalannya?
Cheers,
PPI Kyoto Shiga dan tim Yosiya di akhir sesi food testing 2
|
Cheers,
0 comments