Daur Ulang melalui Bank Sampah

By Anissa Ratna Putri - Desember 26, 2018


Di Indonesia, istilah bank sampah mungkin sudah tidak asing didengar. Tapi, sebenarnya apa sih bank sampah itu?

Bank sampah adalah sebuah fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah yang bernilai jual dan dapat didaurulang (1). Jika bergabung dengan bank sampah, warga diminta untuk memilah sampahnya di rumah kemudian menyalurkan sampahnya ke bank sampah secara berkala. Sebagai balasannya, warga akan menerima uang dari bank sampah sesuai nilai jual sampah yang mereka setor. Bank sampah di Indonesia biasanya dikelola oleh komunitas/masyarakat setempat (2), namun ada pula bank sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat.

Awalnya, bank sampah lahir di Thailand pada tahun 1997 melalui konsep “garbage for egg” – konsep yang kemudian berkembang menjadi recycling bank (3)Konsep recycling bank ini kemudian dibawa dan dikenalkan ke Indonesia untuk pertama kali pada Juni 2008 di Bantul, Yogyakarta (2). Kini, berdasarkan laporan tahun 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah bank sampah di Indonesia telah mencapai 5,244 unit (4). Dengan jumlah tersebut, bank sampah telah berkontribusi mengurangi sampah nasional sebesar 1.7% atau 1,389,522 ton/tahun (5).


Bank sampah warga setempat di Jakarta Timur 
Bank sampah di kantor DLH Jakarta Utara
Ada tiga elemen di bank sampah: konsumen sebagai klien yang menyalurkan sampah, teller atau petugas bank sampah, dan pengumpul sampah kemana sampah bank sampah disalurkan (6). Nah kalau kita sebagai konsumen ingin berpartisipasi, apa saja yang harus diperhatikan? Kebetulan, penelitian S2 saya salah satu aspeknya membahas bank sampah. Melalui Q&A berikut saya mencoba menjelaskan beberapa hal yang mungkin masih membingungkan calon klien bank sampah.

Sampah-sampah apa saja yang diterima oleh bank sampah?
Berikut rangkuman jenis-jenis sampah yang diterima bank sampah beserta harganya per 2016. Rangkuman ini berasal dari hasil kunjungan ke beberapa bank sampah untuk keperluan riset saya.

Seperti bisa dilihat di atas, kategori dan sampah yang diterima Bank Sampah A dan Bank Sampah B tidak semuanya sama. Karena itu, sebelum memilah, ada baiknya melakukan konsultasi dahulu dengan bank sampah terdekat yang akan kalian tuju. Konsultasikan lebih dahulu pemilahan seperti apa yang diharapkan di rumah sebelum dibawa ke bank sampah.

Perlu dicatat juga, setiap bank sampah punya harga yang berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan pembeli sampah. Harga juga dapat naik dan turun sesuai harga pasar.

Bagaimana saya bisa mengetahui lokasi bank sampah terdekat?
Untuk mengecek lokasi bank sampah terdekat dari lokasi kalian, bisa download aplikasi MySmash di ponsel atau mengaksesnya via web di www.banksampah.id. 

Bagaimana frekuensi penyaluran sampah? Apakah bawa sendiri sampahnya atau dijemput?
Biasanya, sampah diantar oleh warga ke bank sampah secara berkala. Ada beberapa bank sampah yang memiliki bangunan fisik dan petugas harian. Dalam kondisi ini, warga dapat menyalurkan sampahnya kapan saja. Berdasarkan hasil penelitian saya, 58% bank sampah di Jakarta melayani penerimaan sampah dari warga setiap hari (7).

Namun ada pula bank sampah yang hanya berupa ‘acara’ berkumpul di balai warga atau di lapangan setempat di hari-hari tertentu untuk penyaluran dan pengangkutan sampah daur ulangnya. Ada pula bank sampah yang memiliki bangunan fisik namun tidak menerima sampah harian karena keterbatasan sumber daya manusia. Dalam kasus ini, penyaluran sampah bervariasi mulai dari satu minggu sekali, dua minggu sekali, dan  lain-lain (7). Jadi, cek lagi metode penyaluran seperti apa yang digunakan bank sampah terdekat dan bagaimana frekuensi penyaluran sampahnya.

Bagaimana prosedur penyaluran sampah di bank sampah?
Di bank sampah, sampah kalian akan ditimbang per jenis material, sesuai yang kalian pilah. Jumlah kilogram sampah per material akan dikali harga per material yang berlaku saat itu, kemudian ditotal dan dicatat oleh petugas bank sampah.


Setelah menyalurkan sampah, bagaimana uang dari bank sampah disalurkan ke klien?
Karena namanya bank, maka konsep yang digunakan bank sampah juga menggunakan sistem perbankan: menabung. Hasil jual sampah setiap klien akan dicatat di buku tabungan masing-masing dan dapat digunakan oleh klien ketika mereka membutuhkan. Namun pada beberapa kasus, ada pula bank sampah yang langsung memberikan uang dalam bentuk tunai ke kliennya setelah proses penyaluran sampah di lakukan. Kondisi ini biasanya berlaku di bank sampah yang kliennya adalah petugas pengangkut sampah (misal di Bank Sampah milik Dinas Lingkungan Hidup) atau karena permintaan khusus dari klien.




Sampah yang ditabung ke bank sampah dikemanakan?
Setelah melakukan penimbangan, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, sampah dikumpulkan lebih dahulu sambil menunggu pengangkutan. Biasanya bank sampah yang mengumpulkan sampahnya lebih dahulu akan melakukan pemilahan lebih spesifik terhadap sampahnya. Di Jakarta, 83% bank sampah yang ada melakukan pemilahan lebih lanjut setelah menerima sampah dari klien (7). Kemungkinan kedua, sampah yang diterima dari klien langsung diangkut hari itu juga oleh pihak pengangkut. Frekuensi pengangkutan sendiri bervariasi tergantung bank sampah tersebut. Di Jakarta, 29% bank sampah yang ada melakukan pengangkutan sampah setiap satu bulan sekali (7).

Pihak yang mengangkut sampah dapat berasal dari Dinas Lingkungan Hidup atau dari lapak sampah yang bekerjasama dengan bank sampah. Di Jakarta, sudah ada truk khusus sampah anorganik yang bertugas untuk mengangkut sampah dari bank sampah ke pembeli sampah yang sudah bekerjasama (biasanya lapak setempat). Sampah-sampah dari bank sampah ini kemudian akan melalui rantai pasok daur ulang. Silahkan cek tentang industri daur ulang Indonesia di sini.

Kiri: Truk anorganik DLH, Kanan: Truk milik laapk
Setelah mengenal bank sampah lebih baik, apakah kalian tertarik untuk bergabung? Semoga keberadaan bank sampah bisa jadi motivasi untuk memilah sampah di rumah ya! 

Salam hijau,

  • Share:

You Might Also Like

0 comments