Wonderful Indonesia: Wisata Alam dan Sejarah di Sumatera Barat
By Anissa Ratna Putri - Desember 04, 2018
Satu bulan yang lalu saya mengunjungi Padang, Sumatera Barat untuk mendampingi suami seminar. Tidak seperti biasanya, kali ini saya tidak membuat itinerary perjalanan karena tidak ada yang benar-benar ingin saya jelajahi di Sumatera Barat. Ternyata.. Sumatera Barat itu menarik banget! Selain terkenal dengan kulinernya, alam di Sumatera Barat sungguh cantik tapi sayangnya masih jarang dikenal orang. Ini dia beberapa destinasi yang kami kunjungi.
Istana Basa Pagaruyung Batusangkar
Setelah suami selesai seminar, tempat pertama yang kami kunjungi adalah Istana Basa Pagaruyung. Istana ini adalah hasil warisan Kerajaan Pagaruyung yang memiliki arsitektur menyerupai rumah gadang minangkabau. Akibat beberapa kali rusak oleh api, istana ini sudah menjalani rekonstruksi sebanyak tiga kali. Istana yang saat ini berdiri dibangun kembali di tahun 2007 dan kini berfungsi sebagai museum.
Saat pertama kali masuk ke ruangan Istana di lantai 1, ada singgasana yang dihias oleh kain-kain khas Sumatera Barat dengan berbagai corak dan warna. Cantik banget! Kemudian di lantai dua Istana, saya dibuat kagum oleh ukiran bunga dan daun di langit-langit yang terbuat dari kayu. Lantai dua ini dikenal sebagai Anjuang Peranginan, ruangan putri raja yang belum menikah. Sementara, lantai tiga Istana lebih sederhana karena hanya berisi satu ruangan kecil yang digunakan untuk menyimpan harta pusaka raja.
Saat pertama kali masuk ke ruangan Istana di lantai 1, ada singgasana yang dihias oleh kain-kain khas Sumatera Barat dengan berbagai corak dan warna. Cantik banget! Kemudian di lantai dua Istana, saya dibuat kagum oleh ukiran bunga dan daun di langit-langit yang terbuat dari kayu. Lantai dua ini dikenal sebagai Anjuang Peranginan, ruangan putri raja yang belum menikah. Sementara, lantai tiga Istana lebih sederhana karena hanya berisi satu ruangan kecil yang digunakan untuk menyimpan harta pusaka raja.
Di dalam Istana khususnya di lantai 1, terdapat beberapa pajangan barang-barang bersejarah yang disertai keterangan. Selain itu, ada monitor interaktif yang dapat kita gunakan untuk belajar lebih jauh tentang sejarah Istana Baso Pagaruyung. Lalu bagi yang ingin mencoba baju adat Sumatera Barat, kalian juga bisa menyewanya di sini! Untuk masuk ke Istana Baso Pagaruyung, pengunjung lokal perlu membeli tiket seharga Rp 7,000,-. Istana ini beroperasi setiap hari, jam 8:00-18:00.
Pantai Air Manis
Masyarakat Indonesia pasti familiar dengan cerita rakyat Malin Kundang. Nah, di Pantai Air Manis yang terletak 15 km dari kota Padang ini, ada sebuah batu yang dikatakan sebagai batu Malin Kundang. Jika dilihat baik-baik, bentuk batunya memang mirip seperti seorang laki-laki yang sedang menelungkup. Menurut legenda, Malin Kundang dikutuk menjadi batu karena durhaka pada ibunya. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tentang batu ini, bentuk batu ini memang unik. Cukup worth it untuk dikunjungi saat berjalan-jalan santai di Pantai Air Manis. Di dekat Pantai Air Manis juga ada Pulau Pisang Kecil dan Pisang Besar yang terkenal dengan pasir putihnya. Sayangnya karena saya tiba saat sudah sore dan mendung, saya tidak mampir ke kedua pulau tersebut.
Lembah Harau
Bisa dibilang, ini adalah 'gong' nya wisata alam kami selama di Sumatera Barat. Pertama kali kami memasuki kawasan wisata Lembah Harau, kami benar-benar takjub karena belum pernah melihat lanskap seperti ini. Berupa tebing-tebing batu setinggi 100-500 meter yang memiliki 7 air terjun di berbagai sisinya, Lembah Harau ini menyadarkan kami akan how Wonderful Indonesia is. Menurut hasil penelitian, batu-batu di Lembah Harau ini memiliki kesamaan karakter dengan batuan di laut: sama-sama batuan breksi dan kolongmerat. Diduga, wilayah Lembah Harau yang terletak di Kabupaten Lima Puluh ini dulunya adalah laut.
Karena saya dan suami sama-sama suka memotret, selama di kawasan Lembah Harau, kami keliling dengan mobil dan berhenti di beberapa spot untuk memotret keindahan Lembah Harau. Namun, the photo didn't do justice. Perlu langsung melihat dengan mata kepala sendiri untuk merasakan betapa megah dan indahnya Lembah Harau ini. Langsung terasa bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar dari manusia yang dapat menciptakan lanskap seperti ini - mungkin ribuan, atau jutaan tahun yang lalu.
Kelok Sembilan
Berlokasi tidak jauh dari Lembah Harau, ada sebuah jalan yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau: Kelok Sembilan. Dinamakan Kelok Sembilan karena ada sembilan kelokan tajam yang perlu dilalui pengendara mobil di segmen jalan ini. Dibangun pada tahun 2013, kini, di pinggir jalan Kelok Sembilan terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjajakan cemilan bagi pengunjung yang ingin berhenti untuk berfoto.
Rumah Kelahiran Bung Hatta
Di hari kunjungan kami di Bukittinggi, kami hanya punya setengah hari untuk menjelajahi kota. Kami akhirnya memutuskan untuk jelajah Pasar Atas Bukittinggi dan kemudian jalan kaki ke Rumah Kelahiran Bung Hatta yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No.37. Sempat runtuh di tahun 1960-an, rumah ini dibangun kembali dan kini dijadikan museum. Walau sudah di rekonstruksi, semua furniturnya berasal dari rumah asli.
Rumah Kelahiran Bung Hatta ini buka setiap hari pukul 7:30-18:00. Tidak ada biaya masuk, namun pengunjung dapat memberi sumbangan sukarela. Sebelum pulang, kami juga sempat ngobrol dengan Ibu Desi penjaga museum ini. Bagi kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang sejarah Bung Hatta, bisa beli buku tentang Bu Hatta juga melalui Ibu Desi :)
Ngarai Sianok
Setelah jalan-jalan di kota Bukittinggi, kami ke Ngarai Sianok yang berlokasi 5-10 menit perjalanan mobil dari Pasar Bukittinggi. Seperti Lembah Harau, Ngarai Sianok ini berupa batu yang berbentuk tebing-tebing tinggi. Untuk bisa jalan-jalan di sekitar Ngarai Sianok, kami masuk ke sebuah kawasan wisata. Ada biaya masuk Rp 5,000,- per orang. Walau dibilang kawasan wisata, namun saat kami datang tidak ada pengunjung selain kami karena hari itu adalah hari kerja. Alhasil, kami pun berputar-putar mencari jalan dulu sebelum akhirnya menemukan hamparan sawah dengan Ngarai Sianok sebagai latar belakangnya. Cantik!
Bagi yang punya waktu lebih untuk jelajah Ngarai Sianok, di sekitar sini juga ada 'Tembok Cina' alias Janjang Koto Gadang, jalan yang menghubungkan Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Kemudian kalau suka sejarah dan tempat-tempat yang 'menantang', ada Lobang Jepang juga yang bisa dikunjungi.
Puncak Lawang
Wisata saya dan suami di Sumatera Barat ditutup dengan mengunjungi Puncak Lawang yang terletak di Kabupaten Agam. Puncak Lawang ini adalah kawasan wisata di mana kita dapat menikmati pemandangan Danau Maninjau dari atas. Walau hari itu mendung, pemandangan Danau Maninjau dari Puncak Lawang tetap breathtaking. Selain pemandangan Danau Maninjau, wisatawan juga dapat menikmati keindahan hutan pinus, bermain flying fox, berkemah, dan mencoba paralayang.
Setelah jalan-jalan di Sumatera Barat, saya yang tinggal di Jepang ini jadi sadar kalau Indonesia itu cantik lho, nggak kalah cantik sama negara matahari terbit. Alam di Indonesia banyak yang masih 'mentah', tapi justru dengan kondisi yang apa adanya itu, Indonesia bisa dibilang effortlessly stunning. Nah, kalau ada teman-teman yang punya cerita wisata atau pengalaman menikmati keindahan di Indonesia, yuk diceritakan di blog dan diikutkan di Lomba Blog Wonderful Indonesia.
Love,
0 comments